BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
seorang filsuf dari Amerika
Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga
dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.[1] Dewey dilahirkan
di Burlington pada
tahun 1859. Setelah menyelesaikan
studinya di Baltimore,
ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan
kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas.
Sepanjang kariernya Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.
Menurut
Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dalam
kehidupan. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam
pemikiran-pemikiran metafisik belaka.
Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah
pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian, filsafat dapat menyusun
suatu sistem nilai atau norma. Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai
seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis,
sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning
by doing.
Di
dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning
by doing (belajar
sambil melakukan). Dalam teori dan metodenya ini,
ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu
banyak mempelajari itu. Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan
sendirinya ia akan menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang
tepat, sehingga ia bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan sempurna. Ia mengambil contoh tentang seorang
yang akan belajar berenang. Menurutnya,
seorang itu tidak perlu diajari macam-macam teori tetapi cukup ia langsung
disuruh masuk kolam renang dan mulai berenang, dengan cepat seorang itu akan
menguasai kemampuan berenang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Hidup
Ia dilahirkan di Burlington Amerika, pada tanggal 20
Oktober tahun 1859 M, dan meninggal 1 Juni 1952 M di New York.[2]
Sesudah mendapat diploma ujian kandidat, ia dua tahun menjadi guru (1879). Tiga
tahun kemudian ia menjadi mahasiswa lagi dan mendapat gelar doctor dalam
filsafat (1884). Ia diangkat menjadi dosen lalu asisten professor dan kemudian
professor di Michingan. Sebagai professor dalam filsafat di Chicago, ia
memimpin juga dibidang Pedagogik dan mendirikan suatu sekolah percobaan
untuk menguji dan mempraktekkan teorinya. Sepuluh tahun ia bekerja keras pada
universitas dan mengumpulkan serta mendidik orang-orang yang akan meneruskan cita-citanya. Pada tahun 1904 sampai 1931 ia bekerja
pada Universitas Columbia di New York, usianya yang ke-93 ia meninggal dunia
pada tahun 1952.[3]
Dalam buku dikarang Sudarsono yang berjudul ilmu
filsafat menyebutkan bahwa:
John Dewey dilahirkan di
Burlington pada tahun 1895,Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore,ia
menjadi guru besar dibidang filsafat dan juga dibidang pendidikan pada
Universitas Chicago ( 1895-1904 ) dan akhirnya di universitas Colombia
(1904-1921).[4]
Perbedaan pendapat dengan pemerintah pada akhirnya
menyebabkan pengunduran dirinya dari Universitas, dan tidak lama kemudian ia
pindah dekat Pantai Timur. Pada tahun 1899, Dewey terpilih sebagai presiden
dari American Psychological Association
. Dari 1904 hingga pensiun pada tahun 1930 dia profesor filsafat di kedua Columbia University dan Columbia University Teachers College.[5]
Pada tahun 1905 ia menjadi presiden dari Asosiasi American Philosophical .
Dia adalah anggota lama dari Federasi Amerika Guru.
Seiring dengan sejarawan Charles A. Beard, ekonom Thorstein Veblen dan James Harvey Robinson, Dewey adalah salah
satu pendiri dari The New School . Tulisan Dewey paling signifikan
adalah “Konsep Arc Reflex di Psikologi” (1896), sebuah kritik terhadap konsep
psikologis standar dan dasar dari semua pekerjaan lebih lanjut nya; Demokrasi dan Pendidikan (1916),
karya terkenal tentang pendidikan progresif; Alam dan
Manusia Perilaku (1922), studi tentang fungsi dari kebiasaan
dalam perilaku manusia; Publik dan Masalah-nya (1927),
pertahanan demokrasi ditulis dalam menanggapi Walter Lippmann‘s The Phantom Public (1925); Pengalaman dan Alam
(1925), Dewey paling “metafisik” pernyataan; Seni sebagai Pengalaman (1934),
pekerjaan utama Dewey pada estetika; A Iman Umum (1934),
sebuah studi humanistik agama awalnya disampaikan sebagai Dwight H. Terry Lektor di Yale; Logika: Teori
Kirim (1938), sebuah pernyataan dari konsepsi yang tidak biasa
Dewey logika; Kebebasan dan Budaya (1939), sebuah
karya politik memeriksa akar fasisme, dan Mengetahui dan Dikenal (1949).
B. Pokok-pokok Pemikiran
Segala
ide dari dewey tidak terlepas dari unsur pendidikan hal ini terlihat dari
beberapa pemikiranya sebgai berikut :
Fsikologi Fungtional
Komitmen awal Dewey untuk Inggris neo-Hegelianisme.
Dalam Psikologi, melakukan sintesis antara idealisme
dan ilmu pengetahuan eksperimental.[6] 1894, Dewey telah bergabung Tufts, empat
orang membentuk dasar dari apa yang disebut “Chicago kelompok” psikologi, gaya
baru mereka psikologi, kemudian dijuluki psikologi fungsional , memiliki penekanan pada tindakan
praktis dan aplikasi.
Dalam Dewey artikel “Konsep Arc
Reflex di Psikologi” yang muncul dalam Psychological Review pada
tahun 1896, ia alasan melawan tradisional stimulus-respon pemahaman tentang busur refleks demi sebuah akun “melingkar” di mana
apa yang berfungsi sebagai “stimulus” dan apa sebagai “tanggapan” tergantung
pada bagaimana seseorang mempertimbangkan situasi, dan membela sifat Kesatuan
sirkuit motor sensorik. Sementara ia tidak menyangkal adanya rangsangan,
sensasi, dan respon, dia setuju bahwa mereka terpisah, peristiwa disandingkan
terjadi seperti mata rantai dalam untaian. Dia mengembangkan gagasan bahwa ada
koordinasi dengan mana rangsangan diperkaya oleh hasil pengalaman sebelumnya.
Tanggapan dimodulasi oleh pengalaman sensorik.
Dewey juga menyatakan minatnya untuk
bekerja di psikologi persepsi visualdilakukan oleh
Dartmouth penelitian profesor Adelbert Ames, Jr Dia memiliki masalah besar dengan
mendengarkan, namun, karena diketahui Dewey tidak bisa membedakan lapangan
musik-dengan kata lain adalah nada tuli.[7]
Pemikiran Pragmatisme
Sebagai pengikut filsafat aliran
pragmatisme, John dewey menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan
pengarahan bagi perbuatan nyata.[8]
[20] Filsafat tidak boleh larut dalam
pemikiranpemikiran metafisis yang kurang praktis,tidak ada faedahnya.olehkarena itu filsafat harus berpijak
pada pengalaman dan mengolahnya secara kritis.
Menurutnya tak ada sesuatu yang
tetap,manusai senantiasa bergeraka danberubah. Jika mengalami
kesulitan, segera berpikir untuk mengatasi kesulitan itu. Maka berpikir tidak lain dari pada alat
(instrument) untuk berrtindak. Kebenaran dari pengertian dapat ditinjau
berhasil atau tidaknya mempengaruhi kenyataan. Satu-satunya
cara yang dapat dipercaya untuk mengatur pengalaman dan untuk mengetahui
artinya yang sebenarnya adalah metode induktif. Metoda ini tidak hanya berlaku
bagi ilmu pengetahuan Fisika, melainkan juga bagi persoalan-persoalan social
dan moral.
Pemikiran Epistimologi, Logika
Masalah terminologi dalam bidang
epistemologi dan logika ini sebagian karena, menurut Dewey dan Bentley,[9] untuk penggunaan yang tidak efisien dan tidak
tepat kata-kata dan konsep yang mencerminkan tiga tingkat bersejarah organisasi
dan presentasi.[10] Serangkaian penokohan Transaksi
menunjukkan berbagai pertimbangan yang terlibat.[11]
Dalam urutan kronologis penampilan, yaitu:
§ Self-Aksi:
konsep pra-ilmiah dianggap manusia, hewan, dan hal-hal sebagai memiliki
kekuasaan sendiri yang dimulai atau disebabkan tindakan mereka.
§ Interaksi:
seperti yang dijelaskan oleh Newton, dimana hal, hidup dan anorganik, yang
seimbang terhadap sesuatu dalam suatu sistem interaksi, misalnya, hukum ketiga
menyatakan bahwa gerakan untuk setiap tindakan ada reaksi sama dan berlawanan.
§ Transaksi: di
mana sistem modern deskripsi dan penamaan yang digunakan untuk menangani
berbagai aspek dan tahap tindakan tanpa atribusi kepada badan akhir, akhir,
atau independen, esens, atau realitas.
Pemikiran Estetika
Seni sebagai Pengalaman (1934) adalah tulisan utama Dewey pada
estetika. Hal ini, menurut tempatnya dalam tradisi pragmatis yang menekankan
komunitas, sebuah studi dari objek seni individu sebagai tertanam dalam (dan
tak terpisahkan dari) pengalaman budaya lokal. Dewey mencoba untuk membenarkan
koleksi istimewa seni modern yang dirancang oleh orang kaya C.Albert Barnes di Barnes Foundation.
Lihatnya Pengalaman dan Alam untuk diskusi diperpanjang
‘Pengalaman’ dalam filsafat Dewey,Sementara dalam demokrasi,Tema utama dari
karya Dewey adalah keyakinan yang mendalam dalam demokrasi, baik dalam politik,
pendidikan atau komunikasi dan jurnalisme. Seperti Dewey sendiri menyatakan
pada tahun 1888, sementara masih di University of Michigan, “adalah Demokrasi
dan satu, utama, yang ideal etika kemanusiaan dalam benak saya sinonim.”[12]
Sehubungan dengan perkembangan teknologi
dalam demokrasi:
“Orang
tidak menjadi masyarakat dengan hidup dalam kedekatan fisik lebih daripada
seorang pria berhenti secara sosial dipengaruhi dengan menjadi kaki begitu
banyak atau mil dihapus dari orang lain” -John Dewey dari “Masyarakat di Era Digital” Andrew
Feenberg yang Karyanya pada demokrasi dipengaruhi salah seorang siswa, Dr. Ambedkar , yang kemudian kemudian menjadi salah
satu bapak pendiri India merdeka.[13]
Pemikiran Pendidikan
John Dewey memandang pendidikan
sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik
menyangkut tentang piker (intelektual) maupun daya perasaan (emosional),
menuju kearah tabiat manusia dan manusia biasa,dari itu maka filsafat
pendidikan dapat juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.[14]
John Dewey menyatakan pendidikan
sebagai penataan ulang atau rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang
dialami dalam kehidupan individu sehingga segala sesuatu yang baru menjadi
lebuh terarah dan bermakna,defenisi ini berarti bahwa seorang berpikir tentang
pengalaman-pengalaman yang dilaluinya.Lebih jauh terkandung arti bahwa pendidikan
seseorang terdidiri dari segala sesuatu yang ia lakukan,dari mulai lahir
sampai mati, kata kucinya adalah seseorang berbuat atau mengerjakan sesuatu.
Seseorang belajar dengan cara melakukan sehingga pendidikan dapat terjadi
diperpustakaan, kelas, tempat bermain, gymnasium perjalanan, ataupun dirumah.[15]
Secara umum, pragmatism berarti hanya
idea yang dapat dipraktikkan yang benar dan berguna. Idea-idea yang hanya ada dalam idea juga
kebimbangan terhadap realitas objek indra, semua itu nonsense bagi pragmatism. Yang ada ialah apa yang real ada. demikian
menurut james tatkala ia membantah zeno yang mengaburkan arti gerak.[16]
Pemikiran Studi Filsafat Pendidikan
John Dewey, pemikiranya adalah
tentang berpikir Reflektif, yaitu suatu cara berpikir yang dimulai dari
adanya problem-problem yang dihadapkan padanya untuk dipecahkam.[17]
Kenyataan merupakan suatu problem, oleh paara ahli dipandang sebagai
problem yang besar, adapun pemecahanya oleh john dewey adalah sebagai berikut:
1.
Menganalisis situasi secara hati-hati
dan mengumpulkan semua fakta yang diperoleh. Adil dan
tidak memihak serta tampa prejudice (prasangka) dalam mengobserfasi
fakta-fakta.
2.
Pemecahan apa yang diusulkan dan
ditetapkan.
Menurut John Dewey, Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia.[18]
Pemikiran
Tentang Jurnalisme
Sejak
pertengahan 1980-an, ide Deweyan telah mengalami kebangkitan sebagai sumber
utama inspirasi bagi gerakan jurnalisme publik. Definisi Dewey tentang
“masyarakat,” seperti yang dijelaskan dalam Publik dan Masalah-nya ,
memiliki implikasi besar bagi pentingnya jurnalisme dalam masyarakat. Seperti
yang disarankan oleh judul buku, perhatiannya adalah hubungan transaksional
antara publik dan masalah. Juga tersirat dalam namanya, jurnalisme publik
berusaha untuk mengarahkan komunikasi dari elit, hegemoni korporasi menuju
ruang publik sipil. “The ‘publik’ jurnalis publik adalah publik Dewey.”
Memberikan definisi konkret untuk
pembentukan publik. Publik adalah kelompok spontan dari warga yang memiliki
efek tidak langsung dari sebuah tindakan tertentu. Siapapun yang terkena
konsekuensi tidak langsung dari tindakan tertentu secara otomatis akan berbagi
kepentingan bersama dalam mengendalikan mereka konsekuensi, yaitu pemecahan
masalah yang umum.[19]
Karena setiap tindakan menghasilkan konsekuensi yang tidak
diinginkan, publik terus muncul, tumpang tindih, dan hancur. Dalam Negeri dan Masalah nya, Dewey menyajikan sanggahan untuk Walter Lippmann risalah itu tentang peran jurnalisme
dalam demokrasi.
C. Karya
Jhon Dewey
Sudah sedikit disinggung di atas bahwa karya Dewey
banyak mempengaruhi corak berpikir Amerika. Pengaruh ini juga banyak berasal
dari buku-buku atau karya-karya yang dihasilkannya.[20]
Bukunya yang pertama yakni Psychology yang diterbitkan tahun 1891.
Dalam tahun 1891 bukunya Outlines of a Critica Theory of Etics diterbitkan.
Tiga tahun kemudian 1894 terbit lagi The Study Of Etics: A Syllabus.
Ketika ia berkarya di Universitas Chicago, berturut-turut ia menerbitkan :
My Pedagogic Creed (1897), The School and Society (1903)
Logical Conditions of a Scientific Treatment of Morality (1903).
Ia juga banyak menghasilkan buku ketika berada di Universitas
Colombia seperti: Ethics (1908), How We Think (1910), The
Influence of Darwin and Other Essays in Contemporary Thought (1910), School
of Tomorrow (1915), Democraty and Education (1916), Essays in
Experimental Logic (1916), Recunstruction in Philosophy (1920), Human
Nature and Conduct (1922), Experience and Nature (1925), The
Quest for Certainty (1929), Art as Experience (1934), A
Common Faith (1934), Experience and Education (1938), Logic:
The Theory of Inquiry (1938), Theory of Valuation (1939), Education
Today (1940), Problem of Men (1946), Knowing and The Known
(1949).
D. Konsekuensi
Jhon Dewey
Filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan
mengenai perjuangan manusia secara terus-menerus dalam upaya melakukan
penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap
kecendrungan-kecendrungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan
tidak sejalan dengan wewenang yang diakui. Tegasnya filsafat sebagai suatu alat
untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara yang lama dan yang barudalam
suatu kebudayaan.[21]
Dan dalam proses
pendidikanlah peserta didik dibina untuk meningkatkan keduanya.Menurut
progresivisme, proses pendidikan mempunyai dua segi, yaitu psikologis dan
sosiologis.
Dari segi sosiologis,
pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak
didik yang akan dikembangkan. Psikologinya seperti yang berpengaruh di Amerika,
yaitu pikologi dari aliran behaviorisme dan pragmatism.[22]
Dari segi sosiologis,
pendidik harus mengetahui ke mana tenaga-tenaga itu harus dibimbing.John Dewey
mengatakan bahwa tenaga-tenaga pendidikan itu harus diabdikan pada kehidupan
sosial; jadi mempunyai tujuan sosial. Maka pendidikan adalah proses sosial dan
sekolah adalah suatu lembaga social.[23]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
John Dewey dilahirkan di
Burlington pada tahun 1895, Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia
menjadi guru besar dibidang filsafat dan juga dibidang pendidikan pada
Universitas Chicago (1895-1904) dan akhirnya di universitas Colombia
(1904-1921).[24]
Setelah dua tahun sebagai guru
sekolah menengah di Oil City, Pennsylvania dan satu sekolah
pengajaran dasar di kota kecil Vermont Charlotte, Dewey memutuskan bahwa ia tidak
cocok untuk bekerja di pendidikan dasar atau menengah. Setelah mempelajari
dengan George Sylvester Morris, Charles Sanders Peirce, Herbert Baxter Adams, dan G. Stanley Hall, Dewey menerima gelar Ph.D. dari School of Arts & Sciences di Universitas Johns Hopkins. Pada tahun
1884, ia menerima posisi fakultas di Universitas Michigan (1884-1888 dan
1889-1894) dengan bantuan George Sylvester Morris. Disertasi yang
tidak diterbitkan dan sekarang hilang berjudul “The Psychology of Kant .
DAFTAR
PUSTAKA
John
Dewey, Perihal Kemerdekaan dan Kebudayaan, alih bahasa E.M. Aritonang,
Jakarta: Saksana, 1955
Ag.
Soejono, Aliran Baru dalam Pendidikan, Bandung : CV. Ilmu, 1980
Sudarsono,
Ilmu Filsafat, Rineka Cipta, 2008
Louis
Menand p Klub Metafisika.
Thinker 2 (Juni 1930): 9-12, sebagai
bagian dari seri. Dewey: Halaman lw.5.266 [The Dikumpulkan Pekerjaan John Dewey,,
1882-1953 Edisi Elektronik]
William
R. Caspary, Dewey tentang Demokrasi. 2000
Zamahsary
Dhofir, Kamus Filsafat, Bandung : Rosda Karya, 1990
Benjamin,
“Mengapa tidak bisa Psikologi dapatkan Stamp itu?” Jurnal Terapan Studi
Psikoanalitik, LT: 2003.
Brucato,
G. & Hogan, JD “Psikolog pada perangko” Para Psikolog Umum: Spring,
1999.
Baik
(2006) Sebuah Pencarian untuk Bhinneka Tunggal Ika:.. The “Tetap Hegelian
Deposit” dalam Filsafat John Dewey Lexington Books.
Pekerjaan Awal, 1:128 (Southern Illinois
University Press) op dikutip di Douglas R. Anderson, AAR, The Journal of
American Academy of Religion, Vol. 61, No 2 (1993), hal. 383
John Dewey, democracy and Education, p.383, edisi
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 2003. Bandung; Pustaka Setia, hal.3
Atang Suherman, Menuju perkembangan menyeluruh, 2001, Direktoriat
Jendral Olah Raga, Jakarta, hal.1
Atang Abdul
Hakim, Beni Ahmad Saebeni, Filsafat Umum,
Bandung, Pustaka Setia, 2008.
John Dewey, An Introduction of Reflektif Thinking, by
cilombia, University A Sicciety dalam edisi Muzayyin Arifin, Filsafat
Pendidikan Islam, 2003. Bandung; Pustaka Setia.
Ahmadi
Abu, DKK, Ilmu pendidikan, 2001.
Jakarta: Rineka Cipta.
John Dewey, Democracy and
Education,p.383, edisi Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 2003. Bandung;
Pustaka Setia.
Syadali
Ahmad, Filsafat Umum, 1997, Bandung, Pustaka Setia.
Y.
B. Suparlan, Aliran-Aliran Baru Dalam Pendidikan, 1984,Yogyakarta:
Andi Offset
I.
Djumhur dan H. Danasuparta, Sejarah Prndidikan, Bandung: CV. Ilmu
Baik
Sebuah Pencarian untuk Bhinneka Tunggal Ika. The “Tetap Hegelian Deposit”
dalam Filsafat John Dewey, Lexington Books : 2006
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................
i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB
I .. PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................... 1
BAB
II.. PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Sejarah Hidup................................................................................................ 2
B. Pokok-Pokok Pemikiran............................................................................... 3
Fsikologi Fungsional.................................................................................... 3
Pemikiran Pragmatisme.............................................................................. 4
Pemikiran Epistimologi, Logika.................................................................. 4
Pemikiran Estetika........................................................................................ 5
Pemikiran Studi Filsafat Pendidikan......................................................... 6
Pemikiran Tentang Jurnalisme.................................................................. 7
C. Karya Jhon Dewey........................................................................................ 7
D. Konsekuesi Jhon Dewey............................................................................. 8
BAB
III. PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... 10
|
[2] John Dewey, Perihal
Kemerdekaan dan Kebudayaan, alih bahasa E.M. Aritonang, (Jakarta: Saksana,
1955), hlm. 5
[4]
Sudarsono,ilmu filsafat,Rineka
cipta,2008,hal.79
[6] Miring
dalam bahasa aslinya. “Apa Humanisme Berarti kepada-Ku,” pertama kali
diterbitkan pada Thinker 2 (Juni 1930): 9-12, sebagai bagian dari
seri. Dewey: Halaman lw.5.266 [The Dikumpulkan Pekerjaan John Dewey,,
1882-1953 Edisi Elektronik]
[9]
Benjamin, LT (2003). “Mengapa tidak bisa
Psikologi Dapatkan Stamp itu?” Jurnal terapan studi psikoanalitik 5
(4):. 443-454.
[10] Brucato, G. & Hogan, JD (1999,
Spring). “Psikolog pada perangko” Para Psikolog Umum, 34 (1): 65
[11] Baik (2006) Sebuah
Pencarian untuk Bhinneka Tunggal Ika:.. The “Tetap Hegelian Deposit” dalam
Filsafat John Dewey Lexington Books.
[12] Brucato, G. & Hogan, JD (1999,
Spring). “Psikolog pada perangko” Para Psikolog Umum, 34 (1): 65.
[13] Pekerjaan
Awal,
1:128 (Southern Illinois University Press) op dikutip di Douglas R. Anderson,
AAR, The Journal of American Academy of Religion, Vol. 61, No 2
(1993), hal. 383
[14] John Dewey, democracy and Education, p.383, edisi
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 2003. Bandung; Pustaka Setia, hal.3
[15] Atang
Suherman,Menuju perkembangan menyeluruh,2001,Direktoriat Jendral Olah Raga,Jakarta,hal
1
[16] Atang abdul
hakim,beni ahmad saebeni,filsafat umum,bandung,pustaka setia,2008.h;320
[17] John Dewey,an Introduction of reflektif thinking,by
cilombia,University A Sicciety dalam edisi Muzayyin Arifin,filsafat pendidikan
islam,2003.Bandung;Pustaka Setia,halaman.3
[19] John
Dewey,democracy and Education,p.383,edisi Muzayyin Arifin,filsafat pendidikan
islam,2003.Bandung;Pustaka Setia,halaman.3
[20] http://kumpulantokohdunia.wordpress.com/tag/tokoh-dunia/
[22] Y. B. Suparlan, Aliran-aliran
Baru Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1984), hlm. 82-84
[23] I. Djumhur dan H.
Danasuparta, Sejarah Prndidikan, (Bandung: CV. Ilmu, 0974), 88-90.
[24] Baik (2006) Sebuah
Pencarian untuk Bhinneka Tunggal Ika:.. The “Tetap Hegelian Deposit” dalam
Filsafat John Dewey Lexington Books.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar